Cerita sensitif ini bermula saat aku menjalani masa PESMABA selama empat hari. Ya, aku langsung to the point untuk menyingkat waktu dan untuk masalah ini, aku tak ingin bertele-tele. Aku ingin segera mengakhirinya agar mukaku tak semakin memerah, aku sungguh malu untuk menceritakan kisah bodoh ini.
Jadi begini, ada salah seorang kawan di kelompokku yang, err, menarik untuk disimak. Bukannya aku menyukainya atau bahkan menyayanginya. Aku hanya merasa ingin dekat dengannya, ingin memiliki satu affair khusus kepadanya. Dan alasanku sederhana. Dia sangat menggemaskan, ia, bagaimanapun caranya dan apapun yang ia lakukan, selalu dapat membuatku tertawa atau minimal tersenyum gemas melihat tingkah lakunya. Melihat wajahnya yang polos dan matanya yang sayu, atau lesung di pipinya ketika ia tersenyum, dan gigi gingsulnya ketika ia tertawa. Ah, ia sungguh membuat hari-hari PESMABA-ku berwarna dengan segala ucapan dan tingkah lakunya. Ia bermuka manis, sedap dipandang. Namun yang membuatku ingin dekat dengannya adalah rasa nyaman yang aku rasakan disetiap kehadirannya, baik itu diluar atau didalam kampus. Ia adalah tipikal cewek polos yang masih pure, ia memesona orang yang melihatnya dengan keluguan dan kepolosannya itu. Namun, seperti yang aku bilang tadi, aku bukannya menyukainya atau apa, aku hanya ingin menjadi lebih dekat. Dan setiap kali aku bertemu dengannya, ia selalu berteriak, "Biilll!" dengan suaranya yang cempreng dan senyumnya yang khas. Ia selalu menyapaku dengan riang. Bagaimana aku tidak bisa menolak untuk memberikan senyuman pula kepadanya ?
Kedua, kedekatanku dengan seorang cewek yang cukup populer dikampus. Aku mengenalnya dari pendamping PESMABA-ku yang mempertemukan kami disebuah kafe didekat kampus. Ia adalah tipikal cewek gaul yang hobi nongkrong, kinda funky girl who is well-known by everyone in the campus, even lecturers. Ia jelas lebih menawan daripada cewek pertama. Ia cantik, rambut berwarna hitam kecoklatan -entah itu alami atau tidak- style yang keren. One of a kind in the campus. Dan, ketahuilah, kawan, bahwa kedekatanku dengan cewek satu ini membuat beberapa kawan cowokku iri dan bahkan tak percaya bahwa aku dekat dengannya. Yah, aku tak dapat menjelaskan dengan gamblang perihal bagaimana aku dapat sedekat itu dengannya. Namun yang jelas, aku tak berbohong padamu, kawan. Ia suka mengajakku bermain kartu UNO di kafe dekat kampus, dan minggu pertama kuliahku, aku habiskan dengan berhari-hari bertemu dengannya dan melakukan hal yang sama setiap malamnya, yaitu bermain UNO, kadang bersama kawan-kawannya, yang ia kenalkan kepadaku, kadang hanya berdua atau bertiga bersama pendamping PESMABA-ku yang sudah aku anggap teman biasa daripada seorang pendamping. Namun, ada keraguan dalam hatiku jika aku ingin melanjutkan hubunganku bersamanya. Terlalu riskan dan beberapa pertimbangan memang memberatkan diriku. Dan satu lagi, ia adalah seorang kakak angkatanku.
Korban kesialan ketiga adalah seorang cewek yang tak kalah polosnya dengan yang pertama. Seorang cewek yang berasal dari luar pulau yang baru aku kenal beberapa hari yang lalu melalui sebuah cara yang mengejutkan. Malamnya kami kenalan, esoknya kami berdua sudah berada di Matos untuk sekedar menghabiskan malam. Aneh. Absurd. And thing that made it worse was .. she held my hand so tight. Damn. Ia memang seangkatan denganku, namun aku lebih tua dua tahun. Dia cantik, sekali lagi memiliki muka yang enak dipandang dan membuat orang gemas dengan gerak-geriknya. Ia mungkin tak selugu cewek pertama, namun tetap aku melabelinya dengan panggilan "adik", dan ia memanggilku "abang" atau yang juga bermakna kakak. Kami cukup dekat, aku pun lumayan sering main ke rumahnya, walaupun berkurang akhir-akhir ini karena tugas semakin gila saja. Karena perkenalanku dengannya yang masih seumur jagung, aku tak tahu banyak tentangnya kecuali silsilah keluarganya yang, emm, hebat. So, tak banyak yang dapat aku tulis dengannya.
Sebenarnya banyak cewek-cewek menarik dikampus, bahkan dikelas. Namun tak semuanya dapat menimbulkan kesan yang berarti. Yah, hanya beberapa yang sedikit membuatku terkesima. Seperti seorang kawan sekelas yang memiliki nama seperti adikku di Surabaya. Cantik sih, namun aku merasa biasa saja. Atau kawan sekelas lain yang, entah apa tujuannya, memanggilku "papa" dan aku, mau tak mau, memanggilnya "mama". Terdengar berlebihan, namun aku berusaha berpikir bahwa kami hanya becanda. Walau seorang kawan lain bertanya apakah aku memiliki suatu rasa padanya, aku jawab tidak, namun, sejujurnya, aku tak pernah tahu apa yang cewek itu pikirkan. Atau seorang cewek yang terlihat judes namun sebenarnya dapat diobrak-abrik pertahanannya jika kau tahu kelemahannya. Atau cewek dari luar pulau lain yang memiliki logat yang menggemaskan dan wajah yang, kata para cowok dikelas, cantik dan badan yang proporsional. Semuanya sempat berkesan, namun tak berlangsung lama.
Maksud judulku diatas adalah antisipasi para pembaca yang mungkin menganggap aku adalah cowok playboy, player atau apapun itu yang konotasinya tak baik untuk dibicarakan. Aku dan mereka adalah teman, bukan aku sedang bersama mereka sekarang. Aku hanya sedikit berbagi kisah tentang mereka yang dekat denganku, atau pernah dekat denganku. Bukan berarti aku sedang mengejar mereka atau bagaimana. So, don't judge too early. Ask before judging me, okey ?
ulala sesuatu,.,.,
BalasHapus