Selain Trilogi Mimpi, aku juga memiliki rangkaian tiga tulisan lain, yaitu Trilogi Filosofi atau Trilogy of Philosophy. Bahkan, trilogi ini aku tulis sebelum Trilogi Mimpi. Aku akan repost ketiganya secara berurutan. Berikut adalah filosofi pertama :
“I tell the kids to
pursue their basketball dreams, but I tell them not to let that be only a dream"
Sebuah
perkataan dari sang legenda Kareem Abdul-Jabbar, menggema diruang dengarku, merasuki seluruh ruang pikiranku yang membuatku memikirkannya selalu.
Sebuah
perkataan yang hanya akan merasuki mereka-mereka yang sadar akan pentingnya
mimpi bagi masa depan, seberapa besar peranan mimpi dalam legenda kehidupan
yang "kelak" akan mereka buat.
Satu
kali ku tak merasakannya, tapi kini ku benar-benar terjatuh dan tenggelam
dalamnya, dalam imajinasiku tentang mimpiku sendiri, aku terjerat mimpi-mimpi
yang terasa semu tanpa adanya keajaiban untuk merealisasikannya.
Lalu
malam ini, tanganku memegang bola bundar yang selalu kubawa, dan melemparnya
pada ring basket sekolah, aku merasa sesuatu yang berbeda tentang mimpiku.
Pernah
aku berpikir bahwa akan terasa sangat mudah mengejar mimpi yang tidak terlalu
mengada-ada, untuk menjadi yang terbaik tentunya, tapi halangan selalu saja
ada membatasi ruang gerak.
Tak
semudah membalik telapak tangan dan tentunya kalian tahu seberapa tinggi gunung
jika ingin merangkul puncaknya.
Selalu
dan selalu kumelihat bayangan itu, bayangan masa depan yang tak kutahu akan
benar-benar terjadi, atau tidak.
Aku
sendiri tak mengerti, apa arti dari semua ini, dari semua yang aku bayangkan,
tak satupun menjadi kenyataan.
Dan
kutahu bahwa hidup ini tak mudah, tapi juga tak sesulit itu Tuhan mencoba
hamba-Nya.
Rasakanlah
angin yang bergerak, membawa udara segar membawa kedamaian, rasakanlah tiap
jemariku melempar bola dengan penuh keyakinan, rasakanlah suasana haru
menyambut kemenangan, rasakanlah suasana pedih menerima kekalahan, rasakanlah
hiruk-pikuk mereka yang memotivasi, rasakanlah atmosfer lapangan, dan rasakanlah
perasaan yang menggebu ini untuk menjadi yang terbaik pada waktunya.
Menyanggupi
tantangan takdir untuk merubah takdir kita sendiri adalah keberanian yang luar
biasa besarnya, tak pernah kupikirkan aku akan mengatakannya.
Melawan
arus kehidupan, menentang jalur kehidupan, untuk mencari seberkas cahaya
diujung langit, diujung perjuangan, peluh pun menetes pilu.
Suatu saat, akulah yang akan melakukannya.
Semangat
yang berapi-api, tak terbendung dan terbengkalai, mendobrak untuk keluar dan
mengeluarkan yang disebut "kemampuan sesungguhnya".
Meletakkan
kartu As pada tempatnya.
Dan
mencetak tinta sejarah pada suratan takdir dilangit.
Tunggulah
dan aku mulai melangkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar