Selasa, 08 Oktober 2013

Trilogi Filosofi : Filosofi I


Selain Trilogi Mimpi, aku juga memiliki rangkaian tiga tulisan lain, yaitu Trilogi Filosofi atau Trilogy of Philosophy. Bahkan, trilogi ini aku tulis sebelum Trilogi Mimpi. Aku akan repost ketiganya secara berurutan. Berikut adalah filosofi pertama : 
 
“I tell the kids to pursue their basketball dreams, but I tell them not to let that be  only a dream"



Sebuah perkataan dari sang legenda Kareem Abdul-Jabbar, menggema diruang dengarku, merasuki seluruh ruang pikiranku yang membuatku memikirkannya selalu.

Sebuah perkataan yang hanya akan merasuki mereka-mereka yang sadar akan pentingnya mimpi bagi masa depan, seberapa besar peranan mimpi dalam legenda kehidupan yang "kelak" akan mereka buat.

Satu kali ku tak merasakannya, tapi kini ku benar-benar terjatuh dan tenggelam dalamnya, dalam imajinasiku tentang mimpiku sendiri, aku terjerat mimpi-mimpi yang terasa semu tanpa adanya keajaiban untuk merealisasikannya.

Lalu malam ini, tanganku memegang bola bundar yang selalu kubawa, dan melemparnya pada ring basket sekolah, aku merasa sesuatu yang berbeda tentang mimpiku.



Pernah aku berpikir bahwa akan terasa sangat mudah mengejar mimpi yang tidak terlalu mengada-ada, untuk menjadi yang terbaik tentunya, tapi halangan selalu saja ada membatasi ruang gerak.

Tak semudah membalik telapak tangan dan tentunya kalian tahu seberapa tinggi gunung jika ingin merangkul puncaknya.

Selalu dan selalu kumelihat bayangan itu, bayangan masa depan yang tak kutahu akan benar-benar terjadi, atau tidak.

Aku sendiri tak mengerti, apa arti dari semua ini, dari semua yang aku bayangkan, tak satupun menjadi kenyataan.

Dan kutahu bahwa hidup ini tak mudah, tapi juga tak sesulit itu Tuhan mencoba hamba-Nya.



Rasakanlah angin yang bergerak, membawa udara segar membawa kedamaian, rasakanlah tiap jemariku melempar bola dengan penuh keyakinan, rasakanlah suasana haru menyambut kemenangan, rasakanlah suasana pedih menerima kekalahan, rasakanlah hiruk-pikuk mereka yang memotivasi, rasakanlah atmosfer lapangan, dan rasakanlah perasaan yang menggebu ini untuk menjadi yang terbaik pada waktunya.



Menyanggupi tantangan takdir untuk merubah takdir kita sendiri adalah keberanian yang luar biasa besarnya, tak pernah kupikirkan aku akan mengatakannya.

Melawan arus kehidupan, menentang jalur kehidupan, untuk mencari seberkas cahaya diujung langit, diujung perjuangan, peluh pun menetes pilu.



Suatu saat, akulah yang akan melakukannya.

Semangat yang berapi-api, tak terbendung dan terbengkalai, mendobrak untuk keluar dan mengeluarkan yang disebut "kemampuan sesungguhnya".

Meletakkan kartu As pada tempatnya.

Dan mencetak tinta sejarah pada suratan takdir dilangit.

Tunggulah dan aku mulai melangkah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar