Hari keempat bisa dibilang sebagai hari terpendek karena nggak banyak yang kami lakukan untuk menghabiskan hari itu, tapi, waktu tetap berjalan dengan sangat cepat hingga nggak kerasa uda jam 10, waktunya kami tidur sebelum pulang ke Surabaya keesokan harinya ..
Hari itu diawali dengan sarapan soto daging seharga lebih dari 100 ribu untuk tujuh orang, yah, kami bertujuh jadi merasa menyesal menghabiskan uang hanya untuk semangkok soto yang bahkan nggak bisa memenuhi kapasitas perut kami, ditambah pula kekonyolan karena lupa membayar perkedel sampai penjualnya memanggil kami untuk membayar perkedel. Sungguh memalukan, tapi berkesan karena kejadian serupa mungkin nggak akan terulang lagi di kemudian hari .
Lalu, aku, Sirot dan para cewek mengantar Angga dkk kembali ke Surabaya dengan mobil yang disopiri Pak Bandi, mereka berangkat sekitar jam setengah sembilan ..
Tapi mereka nggak langsung pulang, mereka akan mampir ke Malioboro untuk membeli oleh-oleh sedangkan aku dan yang lain akan menyusul dengan menumpang becak, walaupun pasti keluar uang lebih banyak, tapi ini untuk menghemat waktu sebelum malam hari .
Para cewek sarapan terlebih dahulu, sedangkan aku dan Sirot keliling sekitar pasar Beringharjo untuk membeli pakaian titipan orang-orang dirumah, aku belum sempat membeli untuk diriku sendiri ..
Setelah mereka makan, kami sepakat untuk berpisah karena berbeda arah, dan daripada kami saling menunggu maka lebih baik berpencar dan ketemuan lagi di benteng beberapa jam yang akan datang, karena .. yah .. menunggui seorang cewek berbelanja adalah hal yang membosankan -,-
Aku dan Sirot sepakat untuk menemui Angga dkk di Malioboro, sekalian menawarkan untuk mencari barang bersama-sama, tapi kami telat karena mereka harus segera berangkat ke Surabaya, jadilah aku dan Sirot kebingungan diantara puluhan atau bahkan ratusan toko di Malioboro, kepala kami toleh sana toleh sini mencari barang yang bagus dan terjangkau karena kami belum membeli oleh-oleh utama yaitu bakpia patok, sementara uang kami semakin menipis ..
Aku membeli satu baju lengan panjang berwarna putih dengan corak garis-garis seharga nggak lebih dari 70 ribu rupiah sementara Sirot membeli kaos sepak bola klub kesayangannya Manchester City, tentu saja yang kualitasnya KW, haha .
Puas kebingungan di Malioboro, aku SMS Fiki untuk segera ke benteng karena kami sudah bosan dan langit mendung, aku khawatir nanti bakal kehujanan saat pulang nanti .
Hampir satu jam lebih kami menunggu tiga cewek itu di dekat benteng, aku mengantuk, lelah dan bosan -,-
Pulangnya kami naik becak lagi tapi hanya sampai tengah jalan karena macet total, aku dan Sirot memutuskan untuk jalan kaki sementara yang lain tetap naik becak .. Oh iya, kami juga mampir ke toko bakpia untuk membeli bakpia patok tapi karena habis, kami hanya bisa memesan saja dan akan mengambilnya pada malam hari ..
Suatu kebetulan yang nggak terduga datang saat aku dan Sirot berjalan pulang .. di dekat taman parkir Ngabean, di suatu gedung yang aku kira adalah panti asuhan, aku melihat Haidar Ali, teman sekelasku di sekolah ..
Tentu saja kami terkejut karena nggak menyangka Haidar juga berlibur ke Jogja walaupun baru datang dan ternyata gedung yang aku kira panti asuhan itu ternyata sebuah losmen yang harganya sangat murah --", kami jadi menyesal dan kesal pada temannya Roem yang menempatkan kami di kost yang memiliki hawa mistis ..
Kami hanya bisa menyapa karena harus segera pulang, tapi kami sepakat untuk mengunjungi Haidar saat kami kembali untuk membeli bakpia patok malam harinya .
Sore itu aku habiskan dengan mendengarkan lagu yang sama di tiap playlist, tapi nggak ada rasa bosan mendengarkannya karena memang sesuai dengan apa yang aku pikirkan saat itu, Sirot juga sama, sambil sesekali ia curhat tentang masalahnya .. lagi-lagi aku merasa lebih baik jadi pendengar saja .
Malam datang dengan cepat, nggak kerasa tiba-tiba langit sudah gelap dan lampu-lampu jalanan mulai dinyalakan .. kami langsung bergegas untuk kembali ke toko bakpia untuk mengambil pesanan kami .
Kami sempat makan sego kucing di warung angkringan dekat kost, malam itu kami sepakat untuk menjadikannya sebagai malam yang nggak terlupakan karena malam terakhir kami di Kota Seni, Jogjakarta .. yap, kami harus mengukir memori sedalam-dalamnya untuk malam ini .
Tak lupa kami mengajak Haidar untuk membeli bakpia sekalian mengenalkan Eka, Rina dan Fiki padanya, haha ..
Harga bakpia yang kami beli lebih murah alias harga sahabat karena si penjual, Mas Latif kenal Fiki dari Roem. Kami sangat beruntung karena bisa menekan biaya konsumsi beberapa persen, walau tak banyak, seenggaknya cukup untuk perjalanan pulang .. kami nggak berencana untuk pulang dengan perut kosong .
Setelah membeli bakpia, kami berjalan kaki ke pohon beringin kembar yang tersohor karena mitosnya bagi orang yang dapat melewati kedua pohon itu dengan mata tertutup tapi aku menghentikan rencana itu secara paksa karena sudah terlalu larut bagi kami, terutama para cewek, untuk jalan-jalan .. besok jam 7 pagi kereta kami akan berangkat dan aku nggak mau ada masalah dengan jadwal keberangkatan besok .
Para cewek sempat ngambek dan nggak mau ngomong sama sekali, aku nggak peduli walaupun ada sedikit rasa bersalah karena membatalkan rencana senang-senang mereka di malam terakhir di Jogja .
Aku dan Sirot berpisah dengan Haidar karena ia masih akan berada di Jogja untuk beberapa hari kedepan ..
Ada kejadian menarik saat kami akan tidur, kejadian yang akhirnya melunturkan ngambeknya Rina dan Eka-Fiki uda nggak seberapa ngambek .
Aku, yang saat itu mendengarkan lagu dari hape, tiba-tiba mendengar Eka berteriak dari kamar atas yang menyuruhku untuk naik karena ada tokek .. dan karena aku juga takut aku mengajak Sirot .
Rina yang fobia tokek langsung turun dan diam di kamarku, Eka masih berada di luar kamar, Fiki bahkan nggak bergerak sama sekali diatas kasur dengan selimut menutupi seluruh kepalanya dan ia terisak ketakutan mengira yang ia lihat adalah setan .. melihat semua kejadian itu, dalam hari aku tertawa terbahak-bahak ..
Kami menurunkan barang-barang bawaan mereka dan memindahkannya di kamar bawah, kamarnya Aji dan Bayu, mereka nggak berani tidur di kamar atas karena tokek itu tadi ..
Aku baru bisa tidur sekitar jam 12 malam .. entah apa yang aku pikirkan saat itu hingga membuatku sulit memejamkan mata, sambil sesekali sayup-sayup terdengan lagu yang Sirot setel lewat hape dan headsetnya, ia menyetel lagu dengan sangat keras ..
Walaupun lampu kamar mati, aku tetap menerawang ke langit-langit kamar dan membayangkan segala sesuatu yang telah aku lakukan selama di Jogja, ya, aku nggak akan bisa melupakan kenangan selama empat hari yang berharga ini, bersama teman-teman yang luar biasa ..
Empat malam telah aku lewati di Jogja, termasuk malam pergantian tahun, ini adalah pertama kalinya aku merasakan tahun baru diluar rumah, rasanya menyenangkan dan ingin aku ulangi lagi di akhir tahun mendatang ..
Empat malam yang indah .. empat malam yang berkesan bagiku dan mungkin juga, bagi Sirot, Angga, Aji, Bayu, Irsyad, Hanif, Rina, Fiki dan Eka ..
To be continued .. 5 cm-wannabe #5 : Epilogue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar