Cerita sensitif ini bermula saat aku menjalani masa PESMABA selama empat hari. Ya, aku langsung to the point untuk menyingkat waktu dan untuk masalah ini, aku tak ingin bertele-tele. Aku ingin segera mengakhirinya agar mukaku tak semakin memerah, aku sungguh malu untuk menceritakan kisah bodoh ini.
Jadi begini, ada salah seorang kawan di kelompokku yang, err, menarik untuk disimak. Bukannya aku menyukainya atau bahkan menyayanginya. Aku hanya merasa ingin dekat dengannya, ingin memiliki satu affair khusus kepadanya. Dan alasanku sederhana. Dia sangat menggemaskan, ia, bagaimanapun caranya dan apapun yang ia lakukan, selalu dapat membuatku tertawa atau minimal tersenyum gemas melihat tingkah lakunya. Melihat wajahnya yang polos dan matanya yang sayu, atau lesung di pipinya ketika ia tersenyum, dan gigi gingsulnya ketika ia tertawa. Ah, ia sungguh membuat hari-hari PESMABA-ku berwarna dengan segala ucapan dan tingkah lakunya. Ia bermuka manis, sedap dipandang. Namun yang membuatku ingin dekat dengannya adalah rasa nyaman yang aku rasakan disetiap kehadirannya, baik itu diluar atau didalam kampus. Ia adalah tipikal cewek polos yang masih pure, ia memesona orang yang melihatnya dengan keluguan dan kepolosannya itu. Namun, seperti yang aku bilang tadi, aku bukannya menyukainya atau apa, aku hanya ingin menjadi lebih dekat. Dan setiap kali aku bertemu dengannya, ia selalu berteriak, "Biilll!" dengan suaranya yang cempreng dan senyumnya yang khas. Ia selalu menyapaku dengan riang. Bagaimana aku tidak bisa menolak untuk memberikan senyuman pula kepadanya ?
Senin, 30 September 2013
Putih Kelabu
Sama seperti tulisan tadi. Tulisan ini juga repost dari Facebook yang belum sempat ada di blog. Aku menulis ini ketika kelulusan SMA dulu, sekaligus tulisan terakhirku sebagai seorang pelajar SMA. Aku menulis ini dengan emosi yang tak kalah dalam saat aku menulis Trilogi Mimpi. Saat menulis, aku membayangkan teman-temanku, guru-guruku dan mereka yang pernah mengisi hari-hari putih abu-abuku.
Semuanya Berbeda
Tulisan ini aku buat pada bulan April tahun lalu. Aku lupa alasan dibalik tulisan itu, namun aku belum sempat menyalinnya ke blog, maka mumpung sekarang ada kesempatan aku akan repost dari catatan di Facebook. Ini dia ..
Jumat, 27 September 2013
Campus' Life
Sudah sebulan lebih aku di Malang, dan kuliahku pun akan memasuki minggu ketiga Senin besok. Aku tak sempat menulis apapun di pertengahan bulan ini karena, (1) modemku secara mengejutkan tak terbaca di laptop walau semalaman aku coba pasang, dan (2) hotspot area di dalam kampus tak menjamin kepuasan untuk berinternet ria. Satu-satunya cara adalah meminjam laptop Ficky -kawan sekost- plus modemku, itu pun kalau dia ada di kost dan laptopnya tak terpakai.
Kehidupan perkuliahan -dunia baru bagiku- benar-benar merampas semua hak asasiku sebagai manusia.
Kehidupan perkuliahan -dunia baru bagiku- benar-benar merampas semua hak asasiku sebagai manusia.
Selasa, 03 September 2013
Surabaya
Surabaya. Nama salah satu dari empat kota terbesar di Indonesia, dan berada di urutan kedua setelah Jakarta. Aku lahir di kota ini, kota yang terkenal akan kisah heroiknya semasa zaman penjajahan dan hawanya yang terbilang terlalu panas. Surabaya, dengan segala seluk beluknya dan segala ucapan miring yang disematkan padanya, telah membuatku jatuh cinta.
Ya, 17 tahun sudah Surabaya menerimaku menjadi warga kotanya. Walau aku tak dapat memberi apa-apa pada kota ini selain berusaha sebaik mungkin untuk tidak membuang sampah sembarangan. Aku sadar cintaku akan kota ini dijam-jam kepergianku dari kota ini untuk kedua kalinya - setelah sebelumnya aku menimba ilmu agama di ponpes di Gresik - kali ini, aku menuju Malang, kota pelajar lain untuk melanjutkan studi akademikku di level universitas.
Ya, 17 tahun sudah Surabaya menerimaku menjadi warga kotanya. Walau aku tak dapat memberi apa-apa pada kota ini selain berusaha sebaik mungkin untuk tidak membuang sampah sembarangan. Aku sadar cintaku akan kota ini dijam-jam kepergianku dari kota ini untuk kedua kalinya - setelah sebelumnya aku menimba ilmu agama di ponpes di Gresik - kali ini, aku menuju Malang, kota pelajar lain untuk melanjutkan studi akademikku di level universitas.
If You Could See Me Now
Salah satu lagu dari The Script yang oke banget. Liriknnya bercerita tentang seseorang, iya, seseorang yang jauh dari orang tuanya, entah itu karena studi di kota atau negara lain, atau mungkin bekerja ditempat yang jauh. Lagu ini juga bercerita tentang bagaimana rindunya seorang anak dengan orang tuanya dan ingin orang tuanya bangga padanya atas apa yang dilakukannya. Kondisi yang sama seperti yang sedang aku alami saat ini, maka dari itu aku suka dengan lagu ini. Here's the full lyric ..
Langganan:
Postingan (Atom)