Sabtu, 26 Januari 2013

5 cm-wannabe #2 Jilid Kedua

Postingan ini adalah kelanjutan dari postingan sebelumnya yang menceritakan pengalaman kami berfoto-foto di benteng Vredeburg ..

Setelah puas memutari benteng dan mengambil beberapa foto kami sepakat untuk langsung cabut ke pantai Parangtritis dengan menaiki bis kota yang memang tujuannya kesana .
Awalnya kami bingung harus naik bis yang mana karena seperti yang aku ceritakan di awal, ada dua jenis bis di Jogja, yaitu Trans Jogja dan bis dalam kota yang biasanya .
Fiki dan Angga pergi untuk bertanya ke pos polisi terdekat sementara yang lainnya menunggu diseberang jalan. Baru setelah mereka berdua memberi tanda kami menyusul .. kami harus
menumpang bis jalur C untuk mencapai Parangtritis setelah oper bis yang lain .
Bis pertama yang kami naiki sama seperti bis-bis lainnya, nggak ada yang spesial .
Kami turun disebuah perempatan yang padat untuk menunggu bis yang lain. Saat menunggu dideket orang yang berjualan bakso, kami bertemu dengan seorang kernet bis yang ternyata berasal dari Surabaya, tepatnya di Ngagel .
Pria itu bekerja sebagai kernet di Jogja, jauh dari rumah aslinya di Surabaya, sayang sekali aku nggak sempat bertanya banyak hal tentang beliau karena bis kami telah datang .
Bis kedua ukurannya lebih kecil dan tentu saja dengan kapasitas penumpang yang lebih sedikit pula .
Untuk mencapai pantai Parangtritis kami melewati daerah Bantul dan jalan yang menanjak, ya, kami melewati sudut lain dari hingar-bingar kota Jogja dengan segala obyek wisatanya .
Selama perjalanan, banyak dari yang kami tertidur, Fiki duduk bersebalahan dengan Rina, mereka terlelap sambil bersandar di bahu dan kepala .
Bayu yang duduk disebelahku pun tertidur dengan menyandarkan kepalanya pada bantalan kursi didepan .
Di kursi depan, ada Aji dan Angga yang sepertinya juga tertidur, aku nggak bisa melihat mereka terlalu sering karena aku sendiri fokus melihat pemandangan sepanjang perjalanan dari jendela bis, melihat pemandangan hijau yang terbentang luas ..
Di kursi belakang, ada Eka, Sirot, Hanif dan Irsyad ..
Sebenarnya aku juga ingin tidur tapi suasana yang gerah dan keinginan kuat untuk mengingat setiap detil dari  perjalanan ini mencegahku untuk memejamkan mata .
Terkadang aku memejamkan mata dan membayangkan rumah, meskipun aku nggak merindukan rumah atau kena homesick, aku tetap membayangkan rumah dengan segala isinya .. adek, mama, Sena, Mas Denny ..
Kadang kala aku juga membayangkan apa yang kira-kira bakal aku lakukan setelah kembali dari Jogja, karena masih ada sisa lima hari sebelum tanggal 7, saat kembali ke sekolah .. apakah aku akan diam saja dirumah? pergi jalan-jalan bersama mereka lagi atau beberapa dari mereka? aku tak tahu ..

Setelah satu jam perjalanan, dari balik kaca jendela, aku bisa melihat lautan yang biru dibalik pepohonan .. kami sudah dekat .
Lalu tak lama, bis bermanuver ke kiri untuk parkir .. kami adalah penumpang terakhir yang turun disini .
Turun dari bis, beberapa teman yang tadi tertidur mengangkat tangannya tinggi-tinggi untuk melemaskan persendian yang kaku, sementara aku sendiri mengambil nafas dalam-dalam ..
Untuk mencapai pantai, ada jalan setapak dengan banyak penginapan dikanan dan kiri jalan itu, seperti kampung saja ..
Saat itu sekitar jam setengah 1, matahari masih terik diatas sana, tapi hembusan angin laut membuyarkan semuanya .
Pasir Parangtritis .. untuk pertama kalinya aku merasakan panasnya pasir pantai .. untuk pertama kalinya aku berada di pantai .
Entah telah berlalu berapa tahun lamanya aku nggak pernah ke pantai, terakhir ke pantai hanya saat ke Bali, itupun saat aku masih anak ingusan .. memoriku sudah benar-benar melupakan sensasi pantai Kuta yang terkenal itu ..
Didepan mataku, terbentang laut luas dengan ombak yang ganjil dan banyak pengunjung menikmati deburan ombak bercampur pasir dari pinggir pantai. Tidak ada yang sampai berenang ke tengah karena memang ada larangan untuk itu .
Parangtritis .. dengan segala keindahan dan mitos yang menaunginya .
Mengapa aku bilang ombaknya ganjil?
Karena sepengetahuanku tentang ombak, atau gelombang ombak .. tidak ada ombak yang terputus-putus kecuali pengaruh daerah pinggir pantainya yang tidak rata atau bahkan tidak ada datarannya sama sekali alias langsung palung .
Ombak di pantai ini .. nggak kaya ombak di pantai-pantai yang bisa kita naiki dengan papan seluncur .
Jelas sekali karena adanya palung dalam yang menganga lebar tepat beberapa meter didepan pinggir pantai, itulah mengapa ada larangan untuk berenang terlalu jauh dari garis pantai ..
Fiki dan Eka langsung mengambil kamera digitalnya sementara Angga dengan handycam-nya merekam kejadian-kejadian yang ada .
Di sebelah kiri, terbentang bukit besar dengan banyak obyek berterbangan diatasnya, banyak pula pedagang layangan dan ada jasa sewa motor offroad untuk mengitari pantai .
Sirot, Aji dan Angga langsung berlari ke depan untuk menikmati gelombang ombak yang kecil, sementara yang lainnya tetap melihat dari kejauhan .
Oh, dan tentu saja, kami mengambil foto untuk kenang-kenangan ^^
Seperti biasa, para cewek langsung memasang ancang-ancang berpose gila-gila'an didepan kamera .

Obyek berterbangan dari atas bukti



Trio Irsyad, Sirot dan Aji
momen yang bagus saat aku mengambilnya ..
Aku melepas sandalku dan memasukkannya di tas plastik yang aku bawa dari rumah, lalu aku berjalan-jalan mengitari garis pantai dengan banyak anak kecil berteriak kegirangan dan para orang tua yang selalu berkata, "hati-hati, nak!", "awas!" atau "pelan-pelan, nak!"



Hembusan angin yang kencang membelai wajah dan rambutku sampai menutupi mata .. aku selalu suka dengan tempat dimana angin berhembus sangat kencang, karena aku bisa mengambil udara sebanyak-banyaknya dan terhindar dari sesak nafasku yang selalu kumat bila aku kelelahan atau kekurangan udara seperti saat di Pacet, beruntung Fery, temanku, membawa kaleng oksigen ..

Berbicara tentang angin, mungkin bakal keluar dari topik, tapi memang inilah kenyataannya ..
Seorang teman cewek pernah berkata, "Kakak tuh kayak angin yah, kemana-mana ngalor ngidul tergantung kemana kaki melangkah" ..
Saat itu aku bertanya padanya, jika aku ini benda, ia menganggap aku ini apa .. dan ia menjawab aku adalah angin .
Setelah mendengar jawabannya yang polos itu, karena saat itu dia masih SMP, aku hanya tersenyum geli sambil geleng-geleng kepala, tak menyangka jawabannya bakal sejujur itu .
Kalau dipikir-pikir, memang aku seperti angin .. aku pergi kemanapun kaki melangkah dan hati membawaku, walaupun terkadang aku lebih suka diam dirumah tak melakukan apapun dan pergi kemanapun .. aku memiliki dua opsi tergantung suasana hati .
Aku juga sangat membutuhkan angin, lebih tepatnya udara .
Mungkin ini adalah hal yang konyol, karena semua manusia pasti membutuhkannya untuk bernafas, tapi mungkin nggak sebanyak yang aku butuhkan karena dadaku kecil dan paru-paruku sempit ..
Jika nggak kena angin untuk beberapa saat saja, badanku akan merasa gerah dan panas, harus segara diberi angin untuk mendinginkannya ..
Aku juga mudah berkeringat saat kepanasan atau melakukan aktivitas-aktivitas yang berat, seperti berolahraga, fisikku memang lemah dan gampang sakit, tapi aku nggak bisa melepaskan ikatanku dengan sepak bola, futsal atau basket..
Meskipun badan nyeri-nyeri hanya karena satu jam berolahraga, aku tetap melakukannya di lain hari, hahaha ..
Saat main basket, yang lainnya tidak ada masalah kecuali aku .. entah itu jariku keseleo atau terpelintir, bahkan pergelangan kakiku pernah memar dan karena terpelintir saking kerasnya hingga membuatku nggak bisa jalan menggunakan kaki kanan untuk beberapa hari ... aku ingat, saat itu sparring pertamaku melawan salah satu SMA Islam didaerah Indrapura, saat kuarter ketiga, saking semangatnya mengejar bola aku salah mengambil posisi untuk mengerem mendadak dan membuat kaki kananku menahan seluruh berat badan yang nggak seimbang dan .. krak, suara sesuatu yang retak di pergelangan kaki kanan nggak bisa aku lupakan hingga saat ini, lalu aku terjatuh dan meringis kesakitan setengah menangis sambil memegangi kakiku ditengah lapangan. Aku dibopong ke pinggir lapangan oleh teman-teman dengan hanya kaki kiri yang melangkah, sementara kaki kanan yang aku angkat bengkok ke kiri dengan darah merembes dari balik kaos kaki putih yang aku pakai .
Ahh .. kesan dari sparring pertama yang tidak menyenangkan. Kami kalah telak dari sekolah yang akan berpartisipasi di DBL (sekolahku nggak ikut), dan aku .. duduk dipinggir lapangan memegangi pergelangan kaki sambil melihat seluruh rekan setim berjuang untuk bermain basket ala kadarnya .
Sejak hari itu .. saat main futsal, aku nggak bisa menendang bola dengan keras menggunakan sisi luar kaki kananku, aku khawatir retakan itu akan terbuka .. walaupun sekarang nggak kerasa, kadang kala ada rasa nyeri yang datang tiba-tiba saat aku berlari atau loncat .
Pernah juga sehari setelah latihan basket, staminaku drop dan badanku terasa pegal semua ..
Lalu, pengalaman yang paling sering, tentu saja kelelahan yang datang dengan cepat saat berolahraga. Baru main 7 atau 8 menit, dadaku sudah kembang-kempis untuk mengambil udara sebanyak-banyaknya .. teman-teman yang sering berolahraga denganku pasti mengetahui hal itu ..
Aku .. bener-bener butuh udara dengan kapasitas yang banyak ..

Baiklah, kembali ke Parangtritis ..
Sekitar jam 3, kami memutuskan untuk pulang karena diatas sana, awan gelap sedang bergerak menuju kami, udara menjadi semakin liar sampai pasir-pasir ikut berterbangan ..
Kami naik bis dengan jurusan yang sama seperti yang kami naiki saat berangkat, hanya saja untuk kali ini, kami akan turun di terminal bis ..
Sejam perjalanan benar-benar tak menyenangkan karena atap bis yang berlubang sehingga air hujan menyelinap masuk ke dalam bis dan mengenai beberapa kursi penumpang ..
Sampai di terminal, hujan sudah nggak turun seliar tadi, tapi hanya berupa gerimis saja .
Di terminal, kami oper bis lagi untuk mencapai Ngabean, lokasi kost kami ..
Awalnya kami ragu karena bis yang kami tumpangi berbeda dengan bis yang seharusnya kami tumpangi menurut resepsionis terminal, tapi kami yakin saja kalau kami nggak akan tersasar ..
Dan alhamdulillah bis kami benar-benar turun di Ngabean bahkan tepat didepan gang untuk menuju kost kami, how lucky ^^
Aku, Fiki, Eka, Rina, Angga dan Sirot tidak langsung pulang tetapi pergi mencari tempat foto kopi untuk mengkopi KTP kami, tetapi kami nggak nemu ..
Dalam perjalanan pulang, Rina, Fiki dan Eka berhenti untuk membeli bakso sementara kami bertiga melanjutkan perjalanan dengan memesan ke para cewek untuk menyuruh pedagang bakso itu agar ke kost-kostan, sekalian menawari yang lainnya makan .

Sehabis makan bakso yang lumayan enak dan lumayan murah, kami menghabiskan malam dengan berdiam diri di kost-kostan karena hujan turun lagi ..
Angga, Aji, Sirot dan Fiki berkumpul untuk bernyanyi, Irsyad dan Hanif  mungkin merokok di kamar mereka, Eka dan Rina .. aku nggak tahu, aku sendiri di kamar mendengarkan Tomiko menyanyikan lagu dengan suaranya yang sangat .. sangat .. sangat keren dan indah, begitu powerful untuk ukuran suara seorang cewek yang masih cantik dan imut banget di usianya yang memasuki kepala tiga .
Lagu-lagu DAI yang enak macam Deep Forest, Oath, Paradise, A Future Without You, Week! dan masih banyak lagi bergantian mengalun diruang dengarku yang aku batasi dengan headset .
Kadang kala, saat kebetulan lagu sedih seperti Field Of Dream atau Deep Forest, aku memejamkan mataku dan tiba-tiba rekaman video Tomiko yang sedang menyanyi dua lagu tersebut diatas panggung sambil mata yang berkaca-kaca atau bahkan air matanya menetes melintas di antara imajinasiku dengan lirik-liriknya yang indah dan idealis. Emosi yang ingin Tomiko sampaikan lewat lagu itu benar-benar mengena di hatiku, aku segera melepas headset dan mengganti lagu yang lain .. jangan sampai aku benar-benar tenggelam dalam emosinya .. tak heran jika Tomiko dijuluki sebagai The Angel Of Emotional karena penjiwaannya yang sempurna terhadap suatu lagu, sering aku melihatnya menangis saat perform diatas panggung, tapi, walaupun menangis, ia tetap melanjutkan menyanyi sambil menahan air mata dimatanya .. salut .
Aku tak ingat apapun lagi saat bangun pagi di hari yang ketiga pada jam 8 .. ya, kami semua bangun kesiangan ..
Satu-satunya yang aku ingat hanyalah .. lagu Under The Moon yang masih terdengar di telingaku .

To be continued ... 5 cm-wannabe #3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar