Dua tahun sudah aku bermain basket sejak kelas satu SMA .
Dua tahun sudah aku bermimpi .
Dua tahun pula aku tidak pernah memenangkan satu pertandingan pun .
Dua tahun aku tidak pernah merasakan euforia kemenangan .
Yah, temen-temen, sekarang aku lagi BM, karena lagi-lagi tim basket sekolah kalah untuk kesekian kalinya :(
Padahal, aku uda mati-matian latihan fisik, teknik de el el untuk mempersiapkan lomba basket di SMAN 7, tapi ternyata, aku kalah lagi .
Sungguh sia-sia latihanku selama ini. Secara, ini adalah lomba terakhirku, karena aku udah kelas dua dan kelas tiga mendatang aku uda nggak bisa ikut lomba-lomba seperti tahun ini dan tahun lalu. Ikut tanding pun cuman pas sparring .
Entah apa salahku sampai aku nggak pernah menang. Niat? udah. Usaha? udah. Do'a? jelas udah. Ridho ortu? udah .
Kayanya 1 yang belom .
Pasrahnya ..
Ya, aku belom bisa nerima kekalahan yang sekarang. Seakan-akan nggak adil kalo menurutku .
Usahaku nggak membuahkan hasil, aku nggak tau apa yang Allah inginkan .
Pertandingan pertama, melawan SMK 2, kita kalah telak 13-1. Sungguh memalukan hanya bisa mencuri satu poin .
Pertandingan kedua, melawan SMAN 15, kita kalah telak 23-10. Statistik permainan meningkat, tapi tetep nggak bisa menang .
Aku mengenal basket sejak SMP, pas masih mondok .
Aku taunya tuh dari koran Jawa Pos, tepatnya rubrik Deteksi, waktu itu pas lagi heboh-hebohnya DBL ato Deteksi Basketball Competition. Aku inget betul .
Aku melihat wajah-wajah familiar di kolom DBL, wajah-wajah temen-temen SD, yang nggak aku sangka, bisa menembus DBL yang terkenal ketat persaingannya .
Yang paling aku inget adalah Bianca ..
Primadona SD itu melanjutkan SMP di Stelma, lalu masuk tim basket, dan dia berhasil melaju sampai ke final .
Aku tau Bianca emang tinggi buat ukuran seorang cewek, tapi aku nggak tau kalo dia punya bakat di basket. Secara, waktu SD dulu dia beken gara-gara kelompok Modern Dance-nya yang tersohor di sekolah .
Emang sih, aku punya mimpi bisa liat pertandingan DBL secara langsung, bisa ngumpul bareng temen-temen SD yang pada rebutan masuk tim basket, tapi aku nggak pernah bermimpi bisa menjadi pemain basket seperti sekarang ini .
Olahraga yang dari kecil udah aku geluti adalah sepak bola .
Aku pernah ikut beberapa SSB di Surabaya, mulai dari yang tingkat kampung di daerah Simo dan Gunungsari sampai SSB yang udah terkenal kayak Assyabab .
Waktu itu aku nggak berpikir serius dengan sepak bola, aku ikut buat menyalurkan hobi aja .
Mas Doddy dan Om Sam adalah dua orang berjasa yang ngajarin aku maen sepak bola. Mas Doddy mengajarkan aku bagaimana memanfaatkan cacatnya kakiku ( kena polio ) jadi sebuah kelebihan .
Aku masih inget, bagaimana bola yang aku tendang dengan kaki pengkorku ini bisa melewati tiga pemain, kolong pula termasuk kipernya. Itu adalah hasil dari latihanku sama Mas Doddy .
Om Sam mengajarkan aku bagaimana mengontrol kakiku yang liar. Ya, tendanganku selain bisa belok juga keras tapi nggak terarah, makanya aku bilang liar .
Alhasil, waktu aku pindah rumah ke Perak, aku jadi dikenal sama anak-anak yang suka main bola didepan rumah gara-gara tendanganku yang keras dan sulit ditebak. Itu dulu waktu SD .
Sekarang, jangankan menendang keras, mengarahkan bola yang aku tendang saja nggak bisa .
Masuk ke pondok, aku mulai lupa sama sepak bola, dan digantikan oleh tenis meja .
Di bidang ini pun, alhamdulillah aku juga lumayan jago dan tentu saja, ada beberapa orang yang berjasa mengajari aku .
Kalo di tenis meja, aku terkenal sama servis yang melengkung jadi bikin musuh kaget dan smash yang menukik. Malah aku punya style sendiri kalo maen tenis, haha :D
Sesekali, aku maen sepak bola, itupun kalo ada yang ngajak .
Dan tentu saja, aku rutin membaca berita-berita tentang DBL bahkan sampai aku lulus SMP pun aku tetep baca koran .
Jadi, tiga tahun setengah aku mengikuti perkembangan DBL .
Begitu keluar dari pondok, begitu banyak mimpi yang ingin aku raih di bidang olahraga, salah satunya adalah menghidupkan lagi kemampuan sepak bolaku dan aku ingin berkarir di sepak bola, karena aku uda mulai gede dan berpikir tentang masa depan .
Tapi, apa daya, hampir tiga tahun puasa maen bola, semua kemampuanku hilang entah kemana T.T
Mengontrol bola saat dribble saja, aku kesulitan dan akhirnya, aku tersisih .
Terlalu banyak persaingan di tim futsal sekolah bikin aku minder, karena hilangnya skill .
Tapi, entah apa yang Allah sebenarnya rencanakan. Dua teman sekelasku mengajak aku bermain basket .
Wow, mimpi apa aku??
Hamza dan Sirotlah yang pertama kali mengajak dan mengajariku basket, tentang cara bermain, peraturan dan segala tetek bengeknya .
Sebulan maen, aku jadi cinta sama basket .
Bahkan, tanpa aku duga, perkembangan permainanku meningkat sangat drastis dan bisa dibilang sangat cepat bagi seorang pemula. Sirot dan Hamza, pelatih pertamaku, mengakui hal itu juga .
Nggak sampai dua bulan, aku uda jago shooting tiga angka, kemampuan itu adalah kemampuan yang paling aku banggakan di basket .
Lalu, aku kenal Haris yang pada akhirnya menjadi pelatih tim basket sekolah .
Dengan Haris, permainanku meningkat lebih deras. Aku, yang awalnya hanya mengandalkan shooting tiga angka dan kejelianku melihat ruang kosong di pertahanan musuh, kini bisa menguasai banyak teknik dribble .
Awalnya aku bermain di posisi Forward, lalu dipindah ke Guard untuk lebih memaksimalkan kemampuan shooting-ku. Dan akhirnya, posisi terakhirku adalah Playmaker cadangan .
Entah karena apa, kemampuan passing-ku juga meningkat, padahal aku tidak pernah melatih passing .
Playmaker utama tim adalah Fadhil, yang emang jago dribble-nya, aku cuman pelapis ketiga setelah Bayu yang jadi Playmaker lapis kedua .
Tapi nggak tau kenapa banyak yang suka kalo aku Playmaker-nya, padahal aku sih nyaman-nyaman aja dengan posisi pelapis ketiga, Fadhil sama Bayu sama-sama bagusnya waktu jadi jenderal di lapangan .
Sekarang, kemampuan shooting-ku berkurang sangat jauh, digantikan oleh kemampuan dribble dan lariku yang kencang .
Aku juga mulai menemukan kembali nyawa sepak bolaku yang sempat mati suri, tapi dengan style berbeda .
Yap, kalo dulu aku mengandalkan tendangan, sekarang aku lebih suka berlari membawa bola dan melewati pemain lawan, mengandalkan kakiku yang cepat buat berlari menurutku sangat efektif .
Untuk urusan menendang, aku lebih hati-hati dan selalu menendang dengan cara membelokkan laju bola untuk mengecoh kiper karena aku nggak mau ambil resiko menendang lurus karena tendanganku yang semacam itu udah lenyap .
Sehebat dan sekeras apapun latihanku tetap nggak membuahkan kemenangan .
Entah apa yang Allah rencanakan ??
Tapi, dengan kekalahan-kekalahan itu, aku uda mulai bisa menerima kenyatan .
Kalo menurut Bu Vera tadi bilangnya itu adalah pembelajaran menuju kedewasaan, ya, itu bener banget ^^
Aku yakin, kalo rencana Allah adalah sebagus-bagusnya rencana yang pernah direncanakan, dan aku percaya kalo Allah pasti merencanakan debutku di dunia basket ini nggak di bangku SMA, mungkin kuliah, klub ato kapanpun. Aku nggak tau .
Menang dan kalah adalah urusannya Allah, kita hanya bisa berusaha dan optimis, manusia nggak bisa menggenggam takdir seenaknya .
Kalimat itu sering aku ucapkan pada temen-temen setim dan adek-adek kelas yang ingin berkarir di bidang olahraga, baik futsal ato basket. Nggak papa kalo misalnya kalah, percayalah, Allah punya rencana lain yang lebih indah dari sekedar kemenangan saat ini .
Kini aku punya prinsip, bahwa usaha kita pasti akan berbuah manis jika Allah mengijinkan, entah kapan. Allah saja menghargai usaha umat-Nya .
Aku percaya, suatu saat nanti, aku akan berdiri di puncak bersama teman-teman seperjuanganku nanti .
Seperti kata Angga, temanku .
Berdiri dipuncak itu sangat menyenangkan ^^
#padahalbelumpernah --"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar