Aku baru memantapkan hatiku untuk pergi ke Pare pada hari Minggu pagi, ketika aku berkonsultasi dengan Ibuku. Sebelumnya aku ragu untuk pergi, karena aku belum tahu apa saja yang akan aku lakukan di sana selain belajar dan belajar. Rina sudah mengajakku, dan yang lainnya, sejak kami bertemu di I-Point Darmo beberapa hari yang lalu. Aku sempat bilang ya, namun aku masih ragu. Minggu siang, aku menghubungi Rina dan mengatakan tentang keyakinanku untuk pergi bersamanya ke Pare. The plan was, she'd go by travel and eventually I'd catch her up by motorcycle. and we'd go back together to Surabaya. Aku memberitahu salah seorang kawan yang berdomisili di Pare bahwa aku akan ke sana. Selain itu, tiga teman kuliahku juga akan berangkat ke Pare, namun kami mengambil institusi yang berbeda.
Senin pagi menjelang siang, aku berangkat. Tujuan pertamaku adalah Malang karena aku harus mengambil beberapa barang di kos. Aku sampai di kos tepat sebelum dhuhur. Aku memutuskan untuk tiduran sebentar sebelum melanjutkan perjalanan ke Kediri lewat Batu. Rina pasti sudah di perjalanan, pikirku. Ah, ia sungguh nyaman. Ia hanya tinggal duduk di jok mobil dan terhindar dari hawa panas karena AC. Sedangkan aku berjibaku dengan debu, udara kotor dan panas. Sebuah keluhan yang tak menjadi masalah, lalu kenapa aku tulis di sini?
Aku berpamitan dengan pemilik kos yang membekaliku dengan sebungkus nasi dan kue untuk aku makan di perjalanan. Waktu sudah menunjukkan sekitar pukul tiga. Temanku bilang perjalanan akan membutuhkan waktu setidaknya tiga jam untuk mencapai Kediri, ia juga berpesan agar aku sesegera mungkin untuk mencapai kota sebelum maghrib karena medan yang berbahaya. Aku memacu motorku secepat yang aku bisa namun tetap masih dalam batas kecepatan (yang aku tentukan sendiri). Perjalanan melewati Batu, gunung-gunung dan hutan, serta melewati kabupaten Pujon, yang seminggu lebih setelah aku kembali ke Surabaya, mengalami tanah longsor hingga menutup akses menuju Kediri dari Malang.
Selasa, 01 April 2014
Kamis, 20 Maret 2014
Garis Singgung #1
Semester satu baru saja berakhir ketika aku, Angga, Sirot dan Roem mendaftar di salah satu lembaga bimbingan belajar di daerah Surabaya Pusat. Sebenarnya banyak LBB yang berada di sana, namun kami memilih LBB yang berlokasi tepat di depan SMA favorit Surabaya, SMAN 1 dan SMAN 2 karena promo yang menarik. Aku sebenarnya tak terlalu berminat untuk mendaftar karena akan mengurangi jam bermain, namun Angga dan Sirot memaksa. Lagipula, tidak ada salahnya untuk belajar lebih banyak di empat bulan terakhir sebelum menghadapi Ujian Nasional.
Kami semua membayar uang cicilan sebagai jaminan bahwa kami benar-benar akan masuk di LBB itu. Ya, pada akhirnya pun, aku juga memantapkan diri untuk belajar di sana.
Awal masuk, kami tak mengenal siapa-siapa. Semuanya adalah orang asing. Hanya kami berempat yang berasal dari SMA Al-Irsyad, sisanya berasal dari sekolah-sekolah di sekitar LBB. Sekolah yang, menurutku, high class. Sekolahnya saja high class, muridnya apalagi. Sosok yang menonjol saat pertama kali kami di sana adalah seorang cewek kurus, dengan tinggi proporsional yang mengenakan kaos berwarna abu-abu yang ukurannya lebih besar dari badannya. Cewek itu duduk di deretan bangku paling depan pojok kanan. Aku pikir dia adalah cewek yang rajin karena duduk paling depan, namun ternyata dia duduk di sana karena dekat dengan charger. Aku sendiri duduk di deretan tengah, dekat dengan tembok agar aku dapat menyandarkan kepalaku saat malas mendengarkan tutor mengajar di depan.
Kami semua membayar uang cicilan sebagai jaminan bahwa kami benar-benar akan masuk di LBB itu. Ya, pada akhirnya pun, aku juga memantapkan diri untuk belajar di sana.
Awal masuk, kami tak mengenal siapa-siapa. Semuanya adalah orang asing. Hanya kami berempat yang berasal dari SMA Al-Irsyad, sisanya berasal dari sekolah-sekolah di sekitar LBB. Sekolah yang, menurutku, high class. Sekolahnya saja high class, muridnya apalagi. Sosok yang menonjol saat pertama kali kami di sana adalah seorang cewek kurus, dengan tinggi proporsional yang mengenakan kaos berwarna abu-abu yang ukurannya lebih besar dari badannya. Cewek itu duduk di deretan bangku paling depan pojok kanan. Aku pikir dia adalah cewek yang rajin karena duduk paling depan, namun ternyata dia duduk di sana karena dekat dengan charger. Aku sendiri duduk di deretan tengah, dekat dengan tembok agar aku dapat menyandarkan kepalaku saat malas mendengarkan tutor mengajar di depan.
Senin, 10 Maret 2014
Terima Kasih Semesta
Love will bring us back to you and me...
Itu adalah salah satu lirik lagu dari Westlife yang berjudul Soledad. Ya, cinta akan datang kembali kepada kita, kau dan aku. Aku sempat berpikir apatis tentang hal itu, namun ternyata, itu benar-benar terjadi. Setelah selama dua bulan hatiku membeku dan tak merasakan apa-apa selain dunia yang dingin dan kejam, aku akhirnya melihat dunia lebih berwarna lagi, ya, pelangiku tidak lagi berwarna hitam.
Dan aku tak pernah menyangka, sama sekali tak menyangka, jika dialah yang pada akhirnya mewarnai hari-hariku, yang membuatku jatuh untuk sekali lagi.
Dia yang sebelumnya hanya menjadi teman biasa. Kini ia menjadi seseorang yang sangat berharga.
Dia yang sebelumnya tak pernah ku rasa. Kini ia menjadi seseorang yang sangat ku cinta.
This is what they call as.. unexpected story of love.
And they say that the best love story is when we fall in love with unexpected person. Truly, it happens to me. In fact, it is happening to me. Do you feel me, guys?
Itu adalah salah satu lirik lagu dari Westlife yang berjudul Soledad. Ya, cinta akan datang kembali kepada kita, kau dan aku. Aku sempat berpikir apatis tentang hal itu, namun ternyata, itu benar-benar terjadi. Setelah selama dua bulan hatiku membeku dan tak merasakan apa-apa selain dunia yang dingin dan kejam, aku akhirnya melihat dunia lebih berwarna lagi, ya, pelangiku tidak lagi berwarna hitam.
Dan aku tak pernah menyangka, sama sekali tak menyangka, jika dialah yang pada akhirnya mewarnai hari-hariku, yang membuatku jatuh untuk sekali lagi.
Dia yang sebelumnya hanya menjadi teman biasa. Kini ia menjadi seseorang yang sangat berharga.
Dia yang sebelumnya tak pernah ku rasa. Kini ia menjadi seseorang yang sangat ku cinta.
This is what they call as.. unexpected story of love.
And they say that the best love story is when we fall in love with unexpected person. Truly, it happens to me. In fact, it is happening to me. Do you feel me, guys?
Quote #2
"you don't have to be a badass to be a superhero. You just need to be brave"
( Mindy Macready/Hit-Girl - Kick-Ass 2)
Selasa, 21 Januari 2014
Rabu, 15 Januari 2014
Simply, Honestly
Mungkin beberapa di antara kalian berpikir apa sebenarnya isi dari blog ini. Sebenarnya apa yang mau aku tulis dan apa yang terkandung di dalamnya. Seakan isi dari blog ini memang acak dan tak menentu, bahkan terkadang isinya terlalu mainstream dan blak-blakan. Namun yang ingin aku katakan adalah..
This blog is just simply, honestly, my private blog.
That's all..
This blog is just simply, honestly, my private blog.
That's all..
Selasa, 07 Januari 2014
Awal Mula
Awal mula tahun ini sangat berkesan. Sekali lagi, aku menghabiskan malam pergantian tahun di luar kota, tepatnya di Kepanjen, Malang. Aku dan beberapa teman bermalam di rumah Yusi. Meskipun hanya sehari, tetap bermakna. Malamnya kami jalan-jalan di sekitar perumahan Yusi. Langit malam menjadi cerah dan terang karena kembang api yang dinyalakan warga. Plus hiburan orkes yang diadakan warga menambah ramai suasana malam itu. Malam pergantian tahun itu aku lewati dengan berjalan kaki bersama Shinta dan Yusi, menyapa warga yang kebetulan berpapasan dengan kami dan bercerita. Mengesankan.
Esoknya, tanggal 1 Januari, kami mengadakan perjalanan singkat ke bendungan yang dekat dengan kabupaten Blitar. View di bendungan itu sangat memesona, and I can't deny that view..
That was our quality time together and I couldn't let it waste in vain. Kami mengambil beberapa gambar sebagai kenang-kenangan. Sebelum kembali ke Malang, kami menyempatkan diri untuk mampir di rumah nenek Yusi yang tak jauh dari bendungan. Kami sekaligus berpamitan kepada keluarganya. Jujur saja, kami merasa nyaman berada di tengah-tengah keluarganya.
Esoknya, tanggal 1 Januari, kami mengadakan perjalanan singkat ke bendungan yang dekat dengan kabupaten Blitar. View di bendungan itu sangat memesona, and I can't deny that view..
That was our quality time together and I couldn't let it waste in vain. Kami mengambil beberapa gambar sebagai kenang-kenangan. Sebelum kembali ke Malang, kami menyempatkan diri untuk mampir di rumah nenek Yusi yang tak jauh dari bendungan. Kami sekaligus berpamitan kepada keluarganya. Jujur saja, kami merasa nyaman berada di tengah-tengah keluarganya.
Langganan:
Postingan (Atom)